Gedung Kledung Pass Hotel & Restaurant Wonosobo di lihat dari sisi utara.
WONOSOBO, jogja.expost.co.id - Saat ini belum banyak orang yang mengetahui sejarah Kledung Pass Hotel & Restaurant Wonosobo. Tempat jujugan wisatawan domestik dan mancanegara ini memiliki sejarah panjang berkait kuliner khas Wonosobo dan tempat penginapan di lembah Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
Awak media yang tergabung dalam Ikatan Wartawan Online (IWO) Indonrsia Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta berkesempatan berkegiatan dan menginap di hotel ini selama 2 hari
Usai melakukan perjalanan dari Rumah Dinas Bupati Sleman, Jumat (24/10/2025) pagi, kami tiba di Kledung Pass Hotel & Restaurant Wonosobo sekira pukul 15.10 WIB disambut hujan dan kabut tebal, sehingga Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing yang kokoh berdiri tak tampak terlihat mata.
Akses menuju taman di sisi utara gedung Kledung Pass Hotel & Restaurant Wonosobo yang asri.
Owner Kledung Pass Hotel & Restaurant Wonosobo, Eunike Martanti. Ia yang ramah dan terbuka kepada awak media menuturkan banyak hal terkait usaha yang dirintis Bapak/Ibunya dan sekarang digelutinya.
Sejarah Berdirinya : Di Taman Plaza dari 18 Oktober 1958 s/d tahun 1973
Pada tahun 1958 di Taman Plaza Wonosobo terdapat bioskop bernama Dieng Theater yang dikelola oleh PERBEBI berdiri di lahan milik Pemda dan di sebelah bioskop ada lahan kios yang disewakan untuk Warung Makan Dieng yang dirintis dan dikelola sejak 18 Oktober 1958 oleh kedua orang tua Bapak Lukas Agus Tjugianto.
Warung Makan Dieng menyediakan menu favorit yaitu soto babat, lontong opor, sate jamur, sup buntut, menu masakan Indonesia, dan berbagai camilan. Selain makanan dan minuman, juga menyediakan Literasi Dieng untuk para tamu asing ataupun tamu-tamu yang singgah dan tertarik dengan Dieng.
Owner Kledung Pass Hotel & Restaurant Wonosobo, Eunike Martanti. Ia yang ramah dan terbuka kepada awak media menuturkan banyak hal terkait usaha yang dirintis Bapak/Ibunya dan sekarang digelutinya.
Sejarah Berdirinya : Di Taman Plaza dari 18 Oktober 1958 s/d tahun 1973
Pada tahun 1958 di Taman Plaza Wonosobo terdapat bioskop bernama Dieng Theater yang dikelola oleh PERBEBI berdiri di lahan milik Pemda dan di sebelah bioskop ada lahan kios yang disewakan untuk Warung Makan Dieng yang dirintis dan dikelola sejak 18 Oktober 1958 oleh kedua orang tua Bapak Lukas Agus Tjugianto.
Warung Makan Dieng menyediakan menu favorit yaitu soto babat, lontong opor, sate jamur, sup buntut, menu masakan Indonesia, dan berbagai camilan. Selain makanan dan minuman, juga menyediakan Literasi Dieng untuk para tamu asing ataupun tamu-tamu yang singgah dan tertarik dengan Dieng.
Ruang santai yang menyatu dengan lobi hotel di ujung selatan atau dekat pintu masuk utama.
Usaha Dilanjutkan dengan Berpindah Tempat ke Jalan Kawedanan/Angkatan 45 dari Tahun 1973 s/d 1993
Ditempat usaha yang baru, Bapak Lukas Agus Tjugianto bersama Ibu Agus (Ibu Tina Mustikowaty) meneruskan usaha Warung Makan Dieng dengan penuh suka cita, mengelola bersama-sama walaupun sebenarnya bukan dibidang yang sesuai dengan jenjang pendidikan yang diperoleh Bapak Lukas Agus Tjugianto yang waktu itu sebagai Guru Olahraga dan Ibu Agus adalah lulusan Sarjana Hukum memutuskan untuk terjun di usaha Warung Makan Dieng.
Alasan dinamakan Warung Makan, karena kata “Warung” bisa memberikan suasana kehangatan (Warmly), persahabatan dan memberikan banyak relasi. Dengan promosi-promosi yang oleh Bapak Agus Tjugianto tawarkan kepada tamu domestik maupun tamu asing.
Dari promosi kepada para tamu yang singgah, juga instansi Pemda memberikan dampak yang luar biasa, Warung Makan Dieng menjadi sangat ramai, dengan berbagai menu masakan Indonesia yang kreatif dan inovatif, seperti Sate Jamur yang waktu itu hanya tersedia di Warung Makan Dieng. Saat itu juga sudah mulai menerima pesanan catering.
Penggunaan mesin EDC di Warung Dieng adalah satu-satunya pelopor yang memakai alat pembayaran memakai Kartu Kredit/Debit karena banyak tamu asing yang membayar menggunakan kartu. Selain itu Warung Dieng juga menerima money changer (penukaran mata uang asing) agar mempermudah bagi tamu asing yang singgah.
Selanjutnya nama yang digunakan adalah Dieng Warung Makan & Restaurant. Pada tanggal 17 Maret 1990 mendirikan restoran lain, sebagai cabang yang terletak di area Kledung perbatasan pintu keluar Temanggung dan pintu masuk Wonosobo, menyewa di atas tanah milik Pemda, beralamat di Jalan Raya Wonosobo-Parakan Km.17 Wonosobo, dengan nama Dieng Kledung Pass Restaurant.
Usaha Dilanjutkan dengan Berpindah Tempat ke Jalan Kawedanan/Angkatan 45 dari Tahun 1973 s/d 1993
Ditempat usaha yang baru, Bapak Lukas Agus Tjugianto bersama Ibu Agus (Ibu Tina Mustikowaty) meneruskan usaha Warung Makan Dieng dengan penuh suka cita, mengelola bersama-sama walaupun sebenarnya bukan dibidang yang sesuai dengan jenjang pendidikan yang diperoleh Bapak Lukas Agus Tjugianto yang waktu itu sebagai Guru Olahraga dan Ibu Agus adalah lulusan Sarjana Hukum memutuskan untuk terjun di usaha Warung Makan Dieng.
Alasan dinamakan Warung Makan, karena kata “Warung” bisa memberikan suasana kehangatan (Warmly), persahabatan dan memberikan banyak relasi. Dengan promosi-promosi yang oleh Bapak Agus Tjugianto tawarkan kepada tamu domestik maupun tamu asing.
Dari promosi kepada para tamu yang singgah, juga instansi Pemda memberikan dampak yang luar biasa, Warung Makan Dieng menjadi sangat ramai, dengan berbagai menu masakan Indonesia yang kreatif dan inovatif, seperti Sate Jamur yang waktu itu hanya tersedia di Warung Makan Dieng. Saat itu juga sudah mulai menerima pesanan catering.
Penggunaan mesin EDC di Warung Dieng adalah satu-satunya pelopor yang memakai alat pembayaran memakai Kartu Kredit/Debit karena banyak tamu asing yang membayar menggunakan kartu. Selain itu Warung Dieng juga menerima money changer (penukaran mata uang asing) agar mempermudah bagi tamu asing yang singgah.
Selanjutnya nama yang digunakan adalah Dieng Warung Makan & Restaurant. Pada tanggal 17 Maret 1990 mendirikan restoran lain, sebagai cabang yang terletak di area Kledung perbatasan pintu keluar Temanggung dan pintu masuk Wonosobo, menyewa di atas tanah milik Pemda, beralamat di Jalan Raya Wonosobo-Parakan Km.17 Wonosobo, dengan nama Dieng Kledung Pass Restaurant.
Dapur New Dieng Restaurant yang terpisah dengan Hotel.
Perpindahan ke 3 di Mendolo Tahun 1993 s/d 2010
Tahun 1993 Dieng Warung Makan & Restaurant harus berpindah ke area Mendolo, dikarenakan habis kontrak.
Namun waktu itu keadaanya belum seramai saat ini, bahkan cenderung menurun pengunjung/tamu yang singgah karena keadaan jalan di seputar Mendolo masih sepi dan agak jauh dari kota.
Dengan semangat dan tekad yang lebih baik, Bapak dan Ibu Agus terus menjalankan usaha Dieng Warung Makan & Restaurant selama kurang lebih 17 tahun. Hingga pada tanggal 6 Juli 1997 mendirikan sebuah hotel yang diberi nama Dieng Kledung Pass Hotel & Restaurant
Menjelang tahun 2010, Warung Makan Dieng di Mendolo ditutup dan dijual.
Perpindahan ke 3 di Mendolo Tahun 1993 s/d 2010
Tahun 1993 Dieng Warung Makan & Restaurant harus berpindah ke area Mendolo, dikarenakan habis kontrak.
Namun waktu itu keadaanya belum seramai saat ini, bahkan cenderung menurun pengunjung/tamu yang singgah karena keadaan jalan di seputar Mendolo masih sepi dan agak jauh dari kota.
Dengan semangat dan tekad yang lebih baik, Bapak dan Ibu Agus terus menjalankan usaha Dieng Warung Makan & Restaurant selama kurang lebih 17 tahun. Hingga pada tanggal 6 Juli 1997 mendirikan sebuah hotel yang diberi nama Dieng Kledung Pass Hotel & Restaurant
Menjelang tahun 2010, Warung Makan Dieng di Mendolo ditutup dan dijual.
New Dieng Restaurant yang tampak eksotis dari arah tenggara.
Perpindahan ke 4 di Jalan Soekarno Hatta Tahun 2010 - Sekarang
Dieng Warung Makan & Restaurant mulai menempati tempat baru di Jalan Sindoro (sekarang Jl. Soekarno - Hatta) pada 7 Agustus 2010. Buka dari pagi hingga malam untuk melayani tamu domestik dan tamu asing yang tertarik pada promosi Dieng Plateau serta relasi-relasi dari Instansi Pemerintah Kabupaten Wonosobo yang tertarik pada menu masakan khas Indonesia yang disajikan dengan konsep suasana tempat klasik & etnik. Karena bangunannya bangunan lama di masa Kolonial Belanda.
Di restoran ini Bapak Lukas Agus Tjugianto membuat miniatur Dieng dari kaca-kaca dan dilengkapi dengan lampu-lampu. Dibuat mirip dengan area Dieng Plateau/Miniatur ini diletakkan di depan ruangan restoran dan tamu-tamu dapat melihatnya sebagai informasi apabila tidak sempat naik menuju Dieng Plateau.
Pada tanggal 4 Desember 2017, Ibu Agus (Ibu Tina Mustikowaty) meninggal dunia. Berselang 4 tahun, tepatnya 17 Desember 2021, Bapak Lukas Agus Tjugianto meninggal dunia. Sehingga Dieng Warung Makan & Restaurant dikelola putrinya, Eunike Martanti.
Perpindahan ke 4 di Jalan Soekarno Hatta Tahun 2010 - Sekarang
Dieng Warung Makan & Restaurant mulai menempati tempat baru di Jalan Sindoro (sekarang Jl. Soekarno - Hatta) pada 7 Agustus 2010. Buka dari pagi hingga malam untuk melayani tamu domestik dan tamu asing yang tertarik pada promosi Dieng Plateau serta relasi-relasi dari Instansi Pemerintah Kabupaten Wonosobo yang tertarik pada menu masakan khas Indonesia yang disajikan dengan konsep suasana tempat klasik & etnik. Karena bangunannya bangunan lama di masa Kolonial Belanda.
Di restoran ini Bapak Lukas Agus Tjugianto membuat miniatur Dieng dari kaca-kaca dan dilengkapi dengan lampu-lampu. Dibuat mirip dengan area Dieng Plateau/Miniatur ini diletakkan di depan ruangan restoran dan tamu-tamu dapat melihatnya sebagai informasi apabila tidak sempat naik menuju Dieng Plateau.
Pada tanggal 4 Desember 2017, Ibu Agus (Ibu Tina Mustikowaty) meninggal dunia. Berselang 4 tahun, tepatnya 17 Desember 2021, Bapak Lukas Agus Tjugianto meninggal dunia. Sehingga Dieng Warung Makan & Restaurant dikelola putrinya, Eunike Martanti.
Menu sarapan hingga makan malam bagi tamu hotel disajikan secara prasmanan.
Mulai bulan Maret 2020 pandemi Covid 19 melanda, mengharuskan Dieng Warung Makan & Restaurant untuk lebih berinovatif dengan cara promosi dan publikasi melalui media online. Yaitu bekerja sama dengan grabfood, media online dengan cara pemesanan online dan layanan antar makanan.
Juli tahun 2023 restoran ini ditutup dan dikembalikan ke Provinsi Jawa Tengah.
Semua restoran saat ini konsentrasi dan difokuskan di Dieng Kledung Pass. Sedangkan untuk perusahaan makanan/catering dalam kota tetap dapat dilayani melalui rumah utama di Kota Wonosobo. (Mbah M)
Editor : Mukhlisin Mustofa/Red
Mulai bulan Maret 2020 pandemi Covid 19 melanda, mengharuskan Dieng Warung Makan & Restaurant untuk lebih berinovatif dengan cara promosi dan publikasi melalui media online. Yaitu bekerja sama dengan grabfood, media online dengan cara pemesanan online dan layanan antar makanan.
Juli tahun 2023 restoran ini ditutup dan dikembalikan ke Provinsi Jawa Tengah.
Semua restoran saat ini konsentrasi dan difokuskan di Dieng Kledung Pass. Sedangkan untuk perusahaan makanan/catering dalam kota tetap dapat dilayani melalui rumah utama di Kota Wonosobo. (Mbah M)
Editor : Mukhlisin Mustofa/Red


Social Header