Breaking News

Paseduluran Angggoro Kasih Bersama Satuan Tim Anti Kriminal Yogyakarta (STAK) Bakal Gelar Umbul Kidung Puja Mantra


Flyer undangan dari STAK dan Paseduluran Anggoro Kasih.



SLEMAN, jogja.expost.co.id - Paseduluran Angggoro Kasih bersama STAK bakal menggelar Umbul Kidung Puja Mantra dalam Tirakat Kebangsaan. Acara terbuka untuk umum ini akan dilaksanakan di Candi Kedulan, Jalan Kedulan Tirtomartani Kalasan Sleman pada hari Sabtu 17 Agustus 2024, pukul 20.00 - selesai.

Melalui pesan WhatsApp, Jumat (16/8/2024) pagi, Mbah Cemo menuturkan jika bangunan peninggalan kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia baik berupa pemandian kuno, gapura, atau gerbang kuno, maupun bangunan suci keagamaan sebagian masih terpelihara hingga sekarang. 

Menurut Ki Gde Mahesa, bahkan di beberapa tempat di Jawa Timur dan Jawa Tengah, suatu kelompok arca yang menjadi pundhen desa seringkali disebut “candi”. 

Dalam rilis tertulisnya, Mbah Cemo dan Ki Gde Mahesa menjelaskan Tirakat Kebangsaan "Umbul Kidung Puja Mantra" dalam memperingati hari lahir negara Indonesia yang diadakan pada tanggal 17 Agustus 2024 pada jam tengah malam tentulah sebagai sesuatu yang di luar kebiasaan. 

Apalagi, lanjut Eko Hand, dengan sejarah candi Kedulan yang berlokasi di Kalasan merupakan sebuah candi yang sejarahnya masih belum diketahui dengan jelas. Hanya perkiraan bahwa candi tersebut dibangun pada masa pemerintahan Mataram Kuno ketika Raja Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala bertahta. 

Oleh karena itu, masih terang Eko Hand, kegiatan ini boleh dikata yang pertama di Indonesia, karena bermacam aliran pelaku spiritual akan menyatukan energi, rasa dalam bentuk mantra untuk mengharap Indonesia yang lebih baik. 

"Kenapa mesti di candi? Hal ini menyangkut penghormatan kepada leluhur, serta menghargai akan warisan yang telah diciptakan dimana kebetulan Candi Kedulan diyakini sebagai tempat suci," ujarnya. 

"Atas dasar inilah acara Tirakat Kebangsaan diselenggarakan sebagai bentuk keprihatinan dan harapan positif untuk bangsa dan negara," sambungnya. 

Mbah Cemo mengatakan, adapun bentuk prosesi ritual dirancang dengan tanpa meninggalkan nilai-nilai adat tradisi, seni budaya, kearifan sosial dan semesta serta penuh estetika. 

"Untuk itu, bagi siapa pun dipersilahkan datang sembari menikmati malam di tengah candi dengan berbaju adat tradisi masing-masing" pungkasnya. 

Memayu Hayuning Bawana
Memayu Hayuning Nusantara
Memayu Hayuning cipta, karsa lan rasa.


Pewarta: Eko Marwanto
Editor: Mukhlisin Mustofa/Red



© Copyright 2022 - jogja.expost.co.id