PAPUA BARAT, jogja.expost.co.id - Antisipasi konflik etnis Madura dengan Papua meluas hingga ke Papua Barat, tokoh adat 7 Suku di Papua Barat menggelar pertemuan dengan berbagai konunitas yang ada di Manokwari Papua Barat bertempat di Oriestom Bay, Minggu (9/2/2024) sore.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua Suku 7 Wilayah Adat (Dewan Adat Papua) Petrus Makbon, Kepala Suku Buton Raya Papua Barat Said Wali, Ketua Ikatan Keluarga Madura Manokwari Irianto Samsu, Ketua Kerukunan Jember Nandir Pribadi, Ketua Pemuda Arfak Manokwari Yosua Sayori, Ketua Ikatan Keluarga Besar Yogyakarta (IKBY) Manokwari Muhammad Subagyo Sugiarto, Direktur Intel Polda Papua Barat Kombes Pol Ary Purwanto.
Pertemuan terbatas yang diinisiasi oleh Polda Papua Barat ini disepakati bersama bahwa kasus antara warga Papua dengan pedagang kelontong di Yogyakarta menjadi persoalan personal bukan masalah suku.
Ketua Suku 7 Wilayah Adat Papua Barat, Petrus Makbon, meminta aparat penegak hukum di Yogyakarta menindak tegas oknum oknum yang meresahkan masyarakat.
Ia juga menekankan agar warga Papua yang ada di Yogyakarta tidak terpancing namun bisa menahan diri sehingga kondusifitas di bumi Mataram tetap terjaga.
"Jaga keamanan, kedamaian dan ketentraman bersama di Yogya dan Papua Barat," tandas Petrus Makbon yang juga anggota DPR Papua Barat.
Ketua Ikatan Keluarga Madura (IKAMA) Manokwari, Irianto Samsu, menanggapi insiden yang ada di Yogyakarta pihaknya optimis masalah tersebut dapat teratasi dengan baik.
Meski ada gesekan kecil di Yogyakarta antara warga Papua dengan Madura, Ia meminta warga Madura yang ada di Papua Barat agar turut menjaga kedaimaian.
Sementara itu, Ketua Ikatan Keluarga Besar Yogyakarta (IKBY) Manokwari, Muhammad Subagyo Sugiarto melalui pesan WhatsApp menuturkan jika Ketua IKAMA Manokwari pagi ini ke Sorong dan ke Jayapura untuk mengantisipasi perembetan konflik yang ada di Yogyakarta.
Sebagai informasi, hari ini di Ndalem Probokusuman akan digelar pertemuan dengan menghadirkan pengurus Keluarga Madura Yogyakarta (KMY) yang diinisiasi GBPH Prabukusumo.
Editor: Mukhlisin Mustofa/Red
Social Header