Peserta pelatihan Aplikasi Siosestu yang berasal dari pengelola KPSM dan TPS3R tampak sedang mencoba melakukan pengisian data.
SLEMAN, jogja.expost.co.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman gelar Pelatihan Aplikasi SIOSESTU untuk pelayanan bagi Kelompok Pengelola Sampah Mandiri (KPSM) Kabupaten Sleman pada hari Rabu 30 April 2025. Kegiatan berlangsung Ruang Rapat UPTD Persampahan DLH Kabupaten Sleman, DIY.
Ketua Tim Kerja Pengelolaan Persampahan DLH Kabupaten Sleman, Fitasari Ayu Wardani, menyampaikan bahwa masalah persampahan di Kabupaten Sleman sejak ditutupnya TPA Piyungan menjadi hal yang serius. Sampah yang tadinya di setor ke TPA Piyungan sekarang harus di kelola sendiri oleh Kabupaten Sleman.
Meski Sleman memiliki TPST, lanjutnya, namun keberadaannya belum bisa mengolah semua timbulan sampah yang ada di Sleman. Yang setiap hari sebanyak 602 ton. Banyak hal yang telah dilakukan untuk mengurai permasalah persampahan yang ada di kabupaten Sleman. Terutama dari DLH Sleman, salah satunya membuat sistem berbasis web SIOS-ESTU Yang belum diluncurkan masih dalam taraf uji coba.
Dijelaskan Ayu, Siosestu merupakan sebuah sistem informasi yang diharapkan bisa mempermudah pencatatan/administrasi guna meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pelaporan bagi KPSM yang ada di Kabupaten Sleman. Kelompok yang dimaksud tersebut adalah KPSM yang berbentuk shadaqoh sampah (SS), Bank Sampah (BS) maupun TPS3R.
"Aplikasi Siosestu sebuah sistem informasi untuk pengelolaan sampah terpadu yang dikembangkan oleh DLH Sleman. Yang belum diluncurkan. Namun masih perlu banyak perbaikan," ujar Ayu.
Masih ungkap Ayu, pelatihan penggunaan aplikasi SIOSESTU diperuntukkan bagi KPSM di 16 kapanewon yang ada di Kabupaten Sleman, karena sesuatu sebab Kapanewon Sleman belum bisa mengikuti. Pelatihan ini berlangsung satu hari, dibagi 4 sesi. Setiap sesi ada 25 pengurus KPSM. Jadi dalam satu hari ada 100 anggota pengurus yang mengikuti pelatihan aplikasi SIOS-ESTU.
Pihaknya berharap, bagi yang telah mendapatkan pelatihan Siosestu nantinya bisa saling belajar antara anggota pengurus. Nantinya ada koordinator lapangan di setiap kapanewon dan juga ada pendamping di dalam satu kawasan.
"Penggunaan aplikasi SIOS-ESTU ini salah juga merupakan satu syarat bila kelompok mau mengikuti lomba pengelolaan sampah. Juga syarat yang lain adalah SK pengukuhan dari Kalurahan setempat," imbuh Ayu.
Kendala yang dihadapi pelatihan SIOS-ESTU, menurut Ayu, salah satunya ketika pengurus yang aktif di KPSM sudah sepuh. Keterbatasan penguasaan IT akan sangat berpengaruh kepada hasil pelatihan.
"Bisa dimaklumi pengurus KPSM kebanyakan sudah tidak muda lagi. Karena KPSM adalah murni gerakan sosial yang tidak ada nilai materi. Jadi agak kesulitan mendapatkan pengurus yang muda," pungkas Ayu.
Staf Tim Pengelolaan Persampahan DLH kabupaten, Ady Triyanto, yang mendapatkan tugas menyampaikan pelatihan tentang aplikasi SIOSESTU dengan pelan dan jelas memberikan urutan dari awal sampai akhir.
Dikatakan Ady, data dan administrasi pelaporan sampah yang bersumber dari masyarakat melalui KPSM yang ada di lingkungannya.
"Aplikasi ini akan membantu pelaporan data dan sebagai pencatatan administrasi bagi KPSM yang bersangkutan," jelas Andy.
Salah satu peserta yang mengikuti pelatihan, Triyas Handayani, yang juga ketua KPSM Gemah Ripah Padukuhan Pencar, Sindumartani, Ngemplak, Sleman mengatakan terbantu dengan adanya pelayanan aplikasi SIOS-ESTU.
"Sementara ini kita menyimpan data dengan aplikasi sederhana. Semoga dengan aplikasi SIOSESTU administrasi penyimpanan data sampah yang ada semakin rapi dan terperinci," kata Triyas.
Pewarta: Kusnadi Priyono
Editor: Mukhlisin Mustofa/Red
Social Header