Breaking News

Sanggar Anjani Lakukan Uji Kompetensi


Tarian Pongan menjadi salah tari yang mendapat atensi dari masyarakat dan pengunjung Candi Banyunibo di Bokoharjo Prambanan.


SLEMAN, jogja.expost.co.id -- Kepala BidangTradisi Lembaga Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan kabupaten Sleman Ignatius Eko Ferianto memberikan apresiasi kepada Danang dan Ratih pemilik Sanggar Anjani Art Productions. Meski baru 4 tahun berdiri namun komunitas Sanggar Tari tersebut kini telah memiliki 200 siswa binaan.

"Sanggar Anjani merupakan salah satu sanggar seni tari penyangga kebudayaan Kabupaten Sleman wilayah timur," kata Eko dalam sambutan kegiatan uji kompetensi dan pentas laboratori Sanggar Anjani Art Productions yang berlangsung di kompleks Candi Banyunibo Cepit, Bokoharjo, Prambanan, Sleman pada hari Minggu 3 November 2024.

"Semoga dengan usaha yang dilakukan kehadiran Sanggar Anjani diterima masyarakat sekitar. Bagi sanggar budaya yang lebih dahulu berdiri kehadiran Sanggar Anjani bukanlah merupakan rivalitas tapi sebagai penyemangat saling kerjasama untuk kemajuan kebudayaan Kabupaten Sleman," lanjut Eko.

Dituturkan Eko, keberadaan  Sanggar Anjani turut andil dalam memberikan sumbangan besar  pada kebudayaan Sleman. Menurutnya, Sanggar Anjani telah melahirkan bibit seniman  baru dengan terpilihnya anak didik Sanggar Anjani menjadi bagian dari tim kebudayaan Sleman melalui berbagai kelompok seni. Baik seni tari, pertunjukan ketoprak, Sendratari  dan tampilan kebudayaan yang lain.

"Semoga kehadiran Sanggar Anjani bermanfaat bagi masyarakat menjadi pelestari  dan penyangga kebudayaan di Kabupaten Sleman," pungkas Eko.

Searah jarum jam: Pemilik Sanggar Cikrak Kin Agus Sukina, Kepala BidangTradisi Lembaga Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan kabupaten Sleman Ignatius Eko Ferianto dan Ketua Sanggar Anjani Art Productions, Danang Anikan Fajar Surya.

Ketua Sanggar Anjani Art Productions, Danang Anikan Fajar Surya, menceritakan Sanggar Anjani berkedudukan di Padukuhan Karongan, Kalurahan Jogotirto, Kapanewon Berbah, Sleman.

Sanggar, kata Danang, mulai beraktifas menerima siswa dari empat tahun yang lalu. Dari awal siswa 20 anak sampai sekarang sekitar 200 anak.

Masih sebut Danang, Sanggar Anjani melakukan uji kompentensi dan pentas Laboratori setiap enam bulan sekali untuk mengetahui seberapa penyerapan siswa tentang pelatihan yang diberikan pelatih. Selain itu juga bertujuan memupuk keberanian tampil dipanggung.

"Seperti kali ini Minggu 3 November 2024 sanggar Anjani menggelar uji kompetensi bagi anak didik yang diikuti 130 anak," urai Danang.

"Kita tidak mewajibkan semua anak didik mengikuti uji kompetensi mengingat berbagai pertimbangan yang ada," sambung Danang.

Lebih jauh Danang menjelaskan bahwa Sanggar Anjani tidak hanya mengajarkan tarian saja namun juga memberikan pendidikan moral dan mental unggah ungguh sebagai cerminan budaya Jawa yang adiluhung.

Terkait dengan itu semua tema kali ini adalah Jiwa Jawi yang berarti menjiwai budaya Jawi atau budaya Jawa. Yaitu tentang berkehidupan sesuai aturan adat Jawa baik dalam bertutur kata, bersikap dan bermasyarakat.

Untuk mendukung Jiwa Jawa di Sanggar Anjani dalam penyampaian pembelajaran selalu diselipi memakai bahasa kromo. Harapannya anak anak terbiasa memakai bahasa kromo yang baik.

"Karena anak anak merupakan garda terdepan untuk pelestarian budaya tradisional Jawa yang adiluhung," tegas Danang.

Budayawan senior yang juga pemilik Sanggar Cikrak Kina, Agus Sukina, merasa bangga atas kiprah Sanggar Anjani, meski baru berusia empat tahun namun telah banyak mengukir prestasi yang membanggakan.

Ia berharap, keberadaan Sanggar Anjani turut memberi warna baru bagi seni tari serta kebudayaan di wilayah Sleman.

"Selamat kepada Sanggar Anjani yang sedang mengadakan uji kompetensi sebagai sala satu tolok ukur keberhasilan berkesenian," pungkas Agus Sukina.




Pewarta: Kusnadi Priyono
Editor: Mukhlisin Mustofa/Red
© Copyright 2022 - jogja.expost.co.id