SURABAYA, jogja.expost.co.id - Tiga mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan inovasi militer terbaru berupa tank mini tanpa awak bernama WAR-V1. Seperti dikutip jogja.expost.co.id, Selasa (29/4/2025) siang.
Kendaraan ini dikendalikan dari jarak jauh dan dirancang untuk mendukung pasukan infanteri dalam operasi militer.
WAR-V1 merupakan purwarupa kendaraan taktis tanpa awak hasil kerja keras Bachtiar Dumais Laksana, Adhitya Whisnu Pratama, dan Muhammad Iqbal. Ketiganya mengembangkan proyek ini secara mandiri tanpa sokongan dana pemerintah.
Tank robotik ini menarik perhatian militer, khususnya dari jajaran Kodam VI/Mulawarman dan Batalyon Kavaleri 8 Divisi Infanteri 2 Kostrad.
Meski masih berupa prototipe, WAR-V1 dinilai potensial untuk dikembangkan lebih lanjut dalam mendukung pertahanan nasional.
Salah satu keunggulan WAR-V1 adalah sistem kendalinya yang sepenuhnya menggunakan remote control. Hal ini memungkinkan pengoperasian tanpa awak, meminimalkan risiko korban jiwa di medan tempur.
Tank mini ini dirancang memiliki kemampuan manuver tinggi dan dapat bergerak di berbagai medan. Misinya adalah menjadi unit pendukung infanteri, bukan sebagai alat tempur utama.
Seluruh komponen utama WAR-V1, termasuk sistem kemudi, sasis, dan pengendali jarak jauh, didatangkan dari luar negeri. Pengadaan tersebut dibiayai langsung dari kantong pribadi para mahasiswa.
Pengembangan dilakukan secara intensif selama beberapa bulan di bengkel mini yang mereka bangun sendiri. Meskipun serba terbatas, semangat mereka tak surut sedikit pun.
Dalam uji coba awal, WAR-V1 menunjukkan performa cukup memuaskan. Gerakannya lincah dan sistem kendali bekerja stabil meski dalam jarak jauh.
Kodam VI/Mulawarman menyatakan minat untuk melihat potensi pengembangan tank ini lebih lanjut. Mereka berharap teknologi ini dapat diadaptasi dalam latihan maupun operasi militer mendatang.
Begitu juga dengan Batalyon Kavaleri 8/2 Kostrad yang memberikan apresiasi atas kreativitas para mahasiswa ITS. Mereka menyebut WAR-V1 sebagai bentuk kecerdasan anak bangsa yang patut dibanggakan.
Bachtiar menyebut proyek ini berangkat dari keprihatinan terhadap minimnya inovasi militer dalam negeri. Ia berharap pemerintah atau swasta dapat melirik dan mendukung proyek-proyek sejenis.
Tank tanpa awak seperti WAR-V1 diyakini akan menjadi salah satu wajah baru dalam sistem pertahanan masa depan. Efisiensi, keselamatan, dan efektivitas menjadi nilai lebih dari kendaraan ini.
Ketiganya kini tengah menyusun rencana penyempurnaan sistem, termasuk sensor otomatis dan integrasi dengan sistem komunikasi militer.
Target mereka adalah membuat WAR-V1 lebih responsif dan adaptif di medan nyata.
WAR-V1 adalah bukti bahwa mahasiswa Indonesia mampu berinovasi dalam bidang teknologi pertahanan. Dengan dukungan yang tepat, karya ini berpotensi memperkuat kekuatan militer nasional.
Editor: Mukhlisim Mustofa/Red
Sumber: https://www.tritimes.id
Social Header