Breaking News

Refleksi 2025: Pariwisata DIY Dorong Transformasi Kolaboratif dan Adaptif

Agus Budi Rachman (kedua dari kiri) berkesempatan foto bersama dengan Wakil Wali Kota Yogya (keempat dari kanan) usai mengikuti Reses Wakil Ketua DPD RI GKR Hemas di Gedung DPD RI Jalan Kusumanegara.


YOGYAKARTA, jogja.expost.co.id – Memasuki tahun 2025, pelaku pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diingatkan untuk merefleksikan diri dan memperkuat kolaborasi lintas sektor guna membangun ekosistem pariwisata yang sehat dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan oleh Agus Budi Rachman, Sekretaris Jenderal DPD PUTRI (Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia) DIY dalam sebuah pertemuan strategis bersama para pemangku kepentingan industri pariwisata.

Agus menyampaikan bahwa tahun 2025 memiliki makna simbolik yang mendalam. 

“Kalau kita jumlahkan 2+0+2+5, hasilnya adalah 9. Angka 9 ini sejatinya memiliki arti penyelesaian dan menjadi titik akhir dari sebuah siklus,” kata Agus, Rabu (9/4/2025) siang saat ditemui di Kantor DPD RI jln Kusumanegara Yogyakarta.

Ia menjelaskan bahwa makna angka 9 bisa menjadi refleksi kolektif untuk seluruh sektor, termasuk pemerintah pusat dan daerah, agar menyelesaikan berbagai persoalan secara bijak, arif, dan penuh kesadaran.

Lebih lanjut, Agus menggarisbawahi tiga makna utama dari angka 9 dalam konteks pembangunan pariwisata:

Pertama, proses penyelesaian, di mana seluruh persoalan lama harus dituntaskan dengan pendekatan yang menyeluruh dan berorientasi pada solusi.

Kedua, keseimbangan, yang berarti perlunya perubahan cara pandang dari pola lama menuju pendekatan baru yang lebih fleksibel, stabil, dan terbuka terhadap perbedaan.

Ketiga, transformasi dan adaptasi, di mana semua pelaku industri pariwisata harus meningkatkan kapasitas diri untuk bertransformasi sesuai dengan tingkat kesadaran masing-masing.

“Di abad 20, kita diajarkan untuk bersaing secara keras demi mencapai tujuan. Namun, di abad 21, yang kita butuhkan adalah kolaborasi tanpa syarat. Tidak lagi tentang kompetisi, tetapi sinergi,” jelas Agus. 

Pihaknya menekankan bahwa kolaborasi oportunistik yang dilandasi kepentingan sempit harus dihindari. Sebaliknya, pembangunan ekosistem pariwisata harus dilakukan secara kolektif dengan mengesampingkan ego sektoral dan pribadi.

“Kita tidak bisa lagi mengedepankan egoisme dalam membangun industri pariwisata. Yang kita perlukan adalah ekosistem yang hidup, sehat, dan dibangun bersama-sama tanpa pamrih,” tegasnya.

Sekjen DPD PUTRI DIY Agus Budi Rachman (kiri) dan Ketua DPD GIPI DIY Bobby Ardiyanto di sela mengikuti kegiatan Reses Wakil Ketua DPD RI GKR Hemas. 

Senada dengan hal tersebut, Ketua DPD GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) DIY, Bobby Ardiyanto, menyoroti tantangan konkret yang dihadapi pelaku usaha pariwisata dalam kondisi ekonomi yang belum stabil. 

Ia menjelaskan bahwa saat ini pelaku industri dibebani oleh dua jenis biaya utama: fixed cost (biaya tetap) dan variable cost (biaya variabel). Menurutnya, diperlukan langkah-langkah relaksasi yang nyata dari pemerintah untuk membantu pelaku industri bertahan.

“Situasi kita saat ini sangat krusial. Seperti disampaikan PHRI, banyak pelaku industri hanya mampu bertahan satu  sampai tiga bulan ke depan. Maka dari itu, kita perlu bergerak cepat untuk memastikan dukungan hadir tepat waktu,” papar Bobby.

Ia juga menegaskan pentingnya diversifikasi produk pariwisata sebagai salah satu solusi jangka menengah. Dengan menghadirkan ragam produk yang sesuai dengan kebutuhan dan minat wisatawan masa kini, industri pariwisata di DIY dapat memperluas pasar sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi lokal.

“Dalam situasi sulit ini, perjuangan harus dilakukan secara bersama-sama. Tidak hanya bertahan, tetapi juga mencari peluang baru melalui inovasi produk dan diversifikasi layanan,” jelas Bobby.

Keduanya sepakat bahwa 2025 menjadi momentum penting untuk melakukan perubahan fundamental dalam ekosistem pariwisata DIY. Melalui pendekatan kolaboratif, transformatif dan adaptif, diharapkan industri pariwisata dapat bangkit lebih kuat dan berkelanjutan. (Tyo)


Editor: Mukhlisin Mustofa/Red
© Copyright 2022 - jogja.expost.co.id