YOGYAKARTA, jogja.expost.co.id – Wajah baru Taman Budaya Embung Giwangan (TBEG) kini hadir sebagai oase seni, budaya, dan lingkungan hidup di kawasan selatan Yogyakarta. Berdiri di atas lahan seluas 3,49 hektare, TBEG menawarkan ruang terbuka yang memadukan nilai-nilai tradisional, sentuhan modern, dan semangat konservasi dalam satu kesatuan harmoni.
“Sekarang Taman Embung Giwangan terbuka setiap pagi untuk masyarakat. Bisa jogging gratis sambil berwisata sehat bersama keluarga atau orang tercinta,” ujar Agus Budi Rahman, Pengelola TBEG, saat ditemui di kantornya, Kamis (17/04/2025) di Taman Embung Giwangan Yogyakarta.
Ia menjelaskan bahwa kawasan ini memang dirancang sebagai green cultural space—ruang budaya hijau yang inklusif dan ramah lingkungan.
Pengembangan TBEG dimulai sejak 2019 secara bertahap dengan dukungan Dana Keistimewaan, Dana Alokasi Khusus (DAK) dari kementerian terkait, serta APBD Kota Yogyakarta. Pengelolaannya dilakukan oleh UPT Pengelolaan Taman Budaya, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta dengan skema Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), menjadikannya lebih fleksibel dan profesional dalam memberikan pelayanan publik.
Mengusung gaya arsitektur indische klasik yang selaras dengan karakter kawasan cagar budaya, TBEG tampil sebagai ruang kreatif yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga fungsional. Fasilitasnya sangat lengkap, mulai dari Embung Giwangan yang berfungsi sebagai kawasan konservasi air dan pengendalian banjir, jalur jogging yang ramah lingkungan, Gedung Entrance multifungsi, hingga Amphiteater dan Grha Budaya sebagai pusat kegiatan seni.
“Untuk pelaku seni rupa, TBEG juga bisa digunakan untuk menggelar pameran seni lukis dan berbagai kegiatan kreatif lainnya,” tambah Agus.
Amphiteater TBEG yang mampu menampung hingga 538 penonton menjadi panggung terbuka untuk berbagai pertunjukan, mulai dari wayang, musik tradisional, hingga seni kontemporer. Sementara itu, Grha Budaya dilengkapi ruang pameran dan auditorium berkapasitas 459 kursi—ideal untuk pameran seni rupa, teater, maupun pertunjukan budaya lintas genre.
Pengalaman pengunjung pun semakin lengkap dengan hadirnya fasilitas pendukung seperti tempat ibadah, area parkir yang luas, dan kios cinderamata yang menjual produk lokal.
Lebih dari sekadar ruang publik, Taman Budaya Embung Giwangan adalah ruang hidup bagi kebudayaan—tempat tumbuhnya kreativitas, dialog antarbudaya, serta semangat kolaborasi untuk merawat warisan bangsa.
TBEG bukan hanya milik Yogyakarta, tetapi milik kita semua. Mari hadir, berkreasi, dan bersinergi demi masa depan budaya yang lestari dan berdampak. (Tyo)
Editor: Mukhlisin Mustofa/Red
Social Header