Breaking News

Mindful Tourism di Yogyakarta, Agus : Penguatan Kesadaran Pariwisata yang Berkelanjutan


Taman Labirin Gunungkidul menjadi perhatian peserta diskusi untuk mengasah kesadaran pariwisata berkelanjutan.


GUNUNGKIDUL, jogja.expost.co.id – Pariwisata sering kali hanya dipandang sebagai sarana hiburan atau penggerak ekonomi. Namun, di tengah cepatnya perkembangan industri ini, kita sering lupa bahwa pariwisata juga membawa dampak—baik bagi alam, budaya, maupun masyarakat. Untuk itulah, konsep mindful tourism atau pariwisata yang sadar hadir sebagai jawaban atas tantangan zaman.

Dalam acara diskusi bertajuk Mindful Tourism di Daerah Istimewa: Menuju Pariwisata yang Berakar, Berdaya dan Berkelanjutan, berlangsung di De Mangol View, Gunungkidul, Kamis (12/06/2025) pagi. Sekretaris Jenderal DPD PUTRI DIY, Agus Budi Rachman, menegaskan pentingnya membawa kesadaran penuh dalam setiap perjalanan.

"Kita harus mulai bertanya, bukan sekadar bagaimana membangun pariwisata, tapi bagaimana kita benar-benar hadir dalam setiap perjalanan kita,” ujar Agus.

Mindful tourism berasal dari kata “mindfulness” yang artinya hadir sepenuhnya—bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara hati dan pikiran. Dalam pariwisata, ini berarti wisatawan tidak hanya datang untuk berfoto atau bersenang-senang, tetapi juga benar-benar menghargai tempat yang dikunjungi, berinteraksi dengan masyarakat, dan menjaga lingkungan.

Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa punya modal kuat untuk itu. Nilai-nilai lokal seperti hamemayu hayuning bawana (merawat keindahan dunia) dan eling lan waspada (sadar dan waspada) selaras dengan prinsip pariwisata yang sadar. Pariwisata seperti ini tidak menjual budaya secara dangkal, tetapi menghidupi makna-maknanya.

Sekretaris Jenderal DPD PUTRI DIY Agus Budi Rachman saat menjadi pembicara pada diskusi bertajuk Mindful Tourism di Daerah Istimewa: Menuju Pariwisata yang Berakar, Berdaya dan Berkelanjutan di De Mangol View Gunungkidul.

Pariwisata yang Memberdayakan

Agus juga menjelaskan bahwa pariwisata seharusnya tidak hanya menguntungkan investor besar, tapi juga mengangkat kehidupan masyarakat lokal. Ketika wisatawan datang dengan sikap menghargai, terjadi hubungan yang lebih sehat antara tamu dan tuan rumah. Komunitas lokal diberi ruang untuk tampil, mendapatkan penghasilan, dan tetap menjaga identitas budayanya.

"Pariwisata yang berdaya bukan soal uang semata, tapi bagaimana semua pihak merasa dihargai dan dilibatkan,” tambah Agus.

Berkelanjutan Itu Bukan Sekadar Label

Banyak tempat wisata saat ini menggunakan istilah "berkelanjutan" sebagai label promosi. Namun bagi Agus, keberlanjutan harus menjadi tindakan nyata sehari-hari. Misalnya, memilih transportasi yang ramah lingkungan, tidak merusak alam, serta menghormati tempat-tempat suci dan bersejarah.

Di Yogyakarta, konsep ini bisa diwujudkan lewat pelibatan warga dalam perencanaan wisata, perawatan kawasan alam, serta penguatan cerita-cerita lokal yang penuh makna. Situs seperti Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko bukan hanya tempat wisata, tapi juga ruang refleksi yang mengandung pesan spiritual dan kearifan lokal.

Peserta diskusi foto bersama di puncak De Mangol View Gunungkidul.

Perjalanan Sebagai Jalan Pulang ke Dalam Diri

Mindful tourism bukan hanya tentang tempat yang dikunjungi, tapi juga tentang bagaimana kita memaknai perjalanan. Dalam suasana Yogyakarta yang penuh nilai budaya dan spiritual, perjalanan bisa menjadi pengalaman yang menyembuhkan—baik bagi wisatawan, masyarakat lokal, maupun alam.

"Pariwisata sadar adalah bentuk doa yang diam. Sebuah cara untuk menghormati alam, budaya, dan masa depan kita bersama," papar Agus.

Masih ungkap Agus, Labirin adalah simbol kuno dari perjalanan hidup manusia—berliku, membingungkan, dan penuh pilihan. Tidak seperti sebuah teka-teki atau puzzle, labirin klasik hanya memiliki satu jalan menuju pusat, tanpa persimpangan yang salah. 

"Ini mencerminkan keyakinan bahwa meski hidup tampak kompleks, ada satu jalan yang tepat jika kita berjalan dengan kesabaran dan kesadaran," pungkas Agus. (Tyo)


Editor: Mukhlisin Mustofa/Red
© Copyright 2022 - jogja.expost.co.id