Penampilan penari Gedruk turut memeriahkan Kirab Budaya Undhuh Undhuh yang diinisiasi Gereja Kristen Jawa Maguwoharjo.
SLEMAN, jogja.expost.co.id - Dalam rangka perayaan hari Raya Pentakosta tahun 2025 dan memperingati Hari Ulang Tahun Kabupaten Sleman ke-109, Gereja Kristen Jawa (GKJ) Maguwoharjo menggelar Kirab Budaya Undhuh Undhuh, Minggu (8/6/2025) pagi. Menariknya, musik Hadroh Iringi Perayaan Pentakosta tersebut.
Sebelum Kirab Budaya Undhuh Undhuh dilepas, tampak hadir Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Edy Winaryo, Panewu Depok Djoko Muljanto dan Pedeta GKJ Maguwoharjo Heru Sumbodo serta Forkopimcam Kapanewon Depok.
Prosesi Kirab Budaya Undhuh Undhuh diwali seremoni panen pisang dan singkong oleh Kepala Dinas Kebudayaan Sleman Edy Winaryo disaksikan Panewu Depok Djoko Muljanto dan Pedeta GKJ Maguwoharjo Heru Sumbodo. Ngunduh atau panen hasil bumi untuk kelangsungan kehidupan bersama masyarakat.
Kepala Dinas Kebudayaan Sleman Edy Winaryo saat melakukan prosesi Ngundhuh pisang dan panen singkong.
Selanjutnya, barisan Kirab Budaya Undhuh Undhuh yang berada di halaman Kopi Klotok jalan Diponegoro Maguwoharjo kemudian dilepas Panewu Depok Djoko Muljanto didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Sleman Edy Winaryo.
Dibarisan paling depan Kirab Budaya Undhuh Undhuh, pasukan bregada Sambi Raharjo Sambilegi Maguwoharjo, di belakangnya ada penari butho gedrug. Dilanjutkan dengan dua ekor kuda dari Polda DIY, warga masyarakat Manisrejo, Tonti SMP Bobkri 3. Kemudian, 8 mobil pick up untuk membawa gunungan, 6 gunungan dari GKJ yang ada di wilayah Kalurahan Maguwoharjo. Serta, 2 gunungan lainnya yang berasal dari Pemkal Maguwoharjo dan masyarakat.
Adapun barisan berikutnya yakni, 3 buah gerobak sapi yang dinaiki siswa sekolah Minggu. Dan paling buncit mobil ambulan.
Rute dari Kopi Klotok kearah selatan hingga GKJ Maguwoharjo menempuh jarak sekitar 4 km.
Selanjutnya, barisan Kirab Budaya Undhuh Undhuh yang berada di halaman Kopi Klotok jalan Diponegoro Maguwoharjo kemudian dilepas Panewu Depok Djoko Muljanto didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Sleman Edy Winaryo.
Dibarisan paling depan Kirab Budaya Undhuh Undhuh, pasukan bregada Sambi Raharjo Sambilegi Maguwoharjo, di belakangnya ada penari butho gedrug. Dilanjutkan dengan dua ekor kuda dari Polda DIY, warga masyarakat Manisrejo, Tonti SMP Bobkri 3. Kemudian, 8 mobil pick up untuk membawa gunungan, 6 gunungan dari GKJ yang ada di wilayah Kalurahan Maguwoharjo. Serta, 2 gunungan lainnya yang berasal dari Pemkal Maguwoharjo dan masyarakat.
Adapun barisan berikutnya yakni, 3 buah gerobak sapi yang dinaiki siswa sekolah Minggu. Dan paling buncit mobil ambulan.
Rute dari Kopi Klotok kearah selatan hingga GKJ Maguwoharjo menempuh jarak sekitar 4 km.
Panewu Depok Djoko Muljanto saat melepas peserta Kirab Budaya Undhuh Undhuh.
Disepanjang jalan yang dilalui Kirab Budaya Undhuh Undhuh, sebanyak 5 buah gunungan yang berisi makanan, minuman, buku, serta perabot rumah tangga dibagikan kepada warga.
Sedangkan 3 buah gunungan sisanya, akan dibagikan setelah sampai di GKJ Maguwohjo. Tiga buah gunungan yang dibagikan kepada masyarakat sekitar gereja berisi buah buahan dan sayur mayur.
Disepanjang jalan yang dilalui Kirab Budaya Undhuh Undhuh, sebanyak 5 buah gunungan yang berisi makanan, minuman, buku, serta perabot rumah tangga dibagikan kepada warga.
Sedangkan 3 buah gunungan sisanya, akan dibagikan setelah sampai di GKJ Maguwohjo. Tiga buah gunungan yang dibagikan kepada masyarakat sekitar gereja berisi buah buahan dan sayur mayur.
Kegiatan Kirab Budaya Undhuh Undhuh sepanjang perjalanan juga menarik perhatian warga.
Pendeta GKJ Maguwoharjo, Heru Sumbodo, mengucapkan terimakasih atas dukungan dari Pemkab Sleman, Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, Dinas Sosial, Polda DIY, Kapanewon Depok, Kalurahan Maguwohjo serta masyarakat Maguwoharjo.
"Kami mohon maaf dalam kegiatan Kirab Budaya Undhuh Undhuh, jika banyak kekurangan serta mengganggu pengguna jalan," kata Heru.
Dijelaskan Heru, tema yang diangkat pada perayaan Pentakosta tahun 2025 adalah Roh Kudus Selalu Menyatukan. Menurutnya, dengan kesatuan yang kuat mewujudkan kebersamaan di tengah masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
Pihaknya juga berharap, program pemerintah bisa berjalan sesuai dengan amanah dan harapan masyarakat. Sehingga kehidupan damai sejahtera dapat dinikmati semua orang. Hal ini, selaras dengan upaya membangun Sleman menjadi lebih baik.
Yang menarik dalam kirab perayaan Pentakosta, lanjutnya, adalah adanya iringan musik islami berupa musik Hadroh.
"Dukungan musik Hadroh dari warga muslim merupakan wujud toleransi antara umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat," ujar pendeta Heru Sumbodo di depan awak media.
Masih beber pendeta, adapun Kirab Budaya Undhuh Undhuh merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, atas semua anugerah yang diberikan. Baik dari hasil pekerjaan, panen sawah dan tegalan para petani. Juga hasil pekerjaan para pengusaha dan pegawai dalam berbagai lembaga dan bidang apapun.
Lebih lanjut pendeta Heru menyampaikan bahwa sesuai tema Pentakosta tahun 2025 Roh Kudus Selalu Menyatukan maka Gereja bersama-sama masyarakat mewujudkan satu kesatuan hidup.
"Dengan hidup guyup dalam kerukunan, toleransi yang baik apapun yang menjadi harapan bersama dapat kita wujudkan secara bersama-sama," pungkas pendeta Heru.
Pewarta: Kusnadi Priyono
Editor: Mukhlisin Mustofa/Red
Pendeta GKJ Maguwoharjo, Heru Sumbodo, mengucapkan terimakasih atas dukungan dari Pemkab Sleman, Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, Dinas Sosial, Polda DIY, Kapanewon Depok, Kalurahan Maguwohjo serta masyarakat Maguwoharjo.
"Kami mohon maaf dalam kegiatan Kirab Budaya Undhuh Undhuh, jika banyak kekurangan serta mengganggu pengguna jalan," kata Heru.
Dijelaskan Heru, tema yang diangkat pada perayaan Pentakosta tahun 2025 adalah Roh Kudus Selalu Menyatukan. Menurutnya, dengan kesatuan yang kuat mewujudkan kebersamaan di tengah masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
Pihaknya juga berharap, program pemerintah bisa berjalan sesuai dengan amanah dan harapan masyarakat. Sehingga kehidupan damai sejahtera dapat dinikmati semua orang. Hal ini, selaras dengan upaya membangun Sleman menjadi lebih baik.
Yang menarik dalam kirab perayaan Pentakosta, lanjutnya, adalah adanya iringan musik islami berupa musik Hadroh.
"Dukungan musik Hadroh dari warga muslim merupakan wujud toleransi antara umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat," ujar pendeta Heru Sumbodo di depan awak media.
Masih beber pendeta, adapun Kirab Budaya Undhuh Undhuh merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, atas semua anugerah yang diberikan. Baik dari hasil pekerjaan, panen sawah dan tegalan para petani. Juga hasil pekerjaan para pengusaha dan pegawai dalam berbagai lembaga dan bidang apapun.
Lebih lanjut pendeta Heru menyampaikan bahwa sesuai tema Pentakosta tahun 2025 Roh Kudus Selalu Menyatukan maka Gereja bersama-sama masyarakat mewujudkan satu kesatuan hidup.
"Dengan hidup guyup dalam kerukunan, toleransi yang baik apapun yang menjadi harapan bersama dapat kita wujudkan secara bersama-sama," pungkas pendeta Heru.
Pewarta: Kusnadi Priyono
Editor: Mukhlisin Mustofa/Red
Social Header