KOTA YOGYAKARTA, jogja.expost.co.id – Pemerintah Kota Yogyakarta dan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi AAN (STIA AAN) menjalin kerja sama pengembangan Kampung Tematik yang berfokus pada pengelolaan lingkungan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyatakan pada prinsipnya One Village One Sister University punya focus of interest pada peningkatan kualitas SDM yang produktif.
“Kota Yogyakarta itu tidak punya sumber daya alam, sehingga SDM itu harus produktif, memiliki keterampilan yang bisa menghasilkan dan meningkatkan kesejahteraan,” ujarnya pada Senin (23/6/2025) pagi di Ruang Yudistira Balai Kota Yogyakarta.
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi AAN Yogyakarta Happy Susanto disaksikan Wali Kota Yogya Hasto Wardoyo menadatangani kerja sama.
Hasto menyampaikan, kerja sama yang dijalin dengan perguruan tinggi punya dua program utama yaitu soal penanganan sampah dan lingkungan, serta tematik sesuai potensi tiap kampung yang didampingi.
“Mahasiswa bisa mengedukasi soal pengeloaan sampah dan lingkungan, karena kebersihan itu jadi langkah awal untuk mengembangkan potensi tematik kampung. Kemudian meningkatkan kualitas SDM dari segi pengetahuan dan keterampilan, serta produktivitas. Sehingga program kerja sama tidak sekadar bersifat charity tapi produktif,” terangnya.
Pihaknya juga menekankan pentingnya jam belajar di kampung, untuk menciptakan kebiasaan baik anak-anak di lingkungan tempat tinggal. Bisa memanfaatkan balai RT atau RW, bersama mahasiswa pendamping.
“Kita kolaborasikan dengan perguruan tinggi, tidak menutup kemungkinan satu kampung lebih dari satu pendamping. Sehingga upaya peningkatan kualitas SDM, pengentasan pengangguran dan kemiskinan berjalan lebih optimal. Termasuk bagaimana kita mendampingi lansia dalam menghadapi masa tua yang sehat dan produktif,” tandasnya.
Masih sebut Hasto, dari 47 perguruan tinggi yang telah menandatangani MoU pertengahan Mei lalu, hingga hari ini (23/6/2025) sudah 26 perguruan tinggi yang telah melakukan pendampingan di berbagai titik.
Wali Kota Yogya Hasto Wardoyo saat di wawancarai.
Sementara itu Ketua STIA AAN, Happy Susanto, mengatakan wilayah yang akan didampingi adalah Kelurahan Sosromenduran. Langkah awal untuk setahun kedepan adalah menentukan blue print segala potensi yang ada di Kelurahan Sosromenduran.
Dengan begitu, lanjut Hapoy, integrasi data pariwisata antara ekonomi lokal, sampah dan lingkungan dapat menjadi pedoman dalam melakukan pendampingan di Kelurahan Sosromenduran. Sehingga program pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat akan menjadi salah satu programnya.
“Kerja sama ini menjadi bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, sebagai kolaborasi pentahelix yang strategis antara pemerintah, akademisi, kampung, komunitas dan nantinya perusahaan juga ikut untuk menjadi pendamping kampung, mengembangkan potensi untuk membawa kemajuan pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” urainya.
Pihaknya menekankan wilayah Kelurahan Sosromenduran akan menjadi laboratorium bagi mahasiswa STIA AAN, untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki di tengah kehidupan warga masyarakat.
“Harapannya bisa lebih maju, menghadirkan potensi lokal yang dimiliki untuk peningkatan ekonomi masyarakat, lewat pariwisata dan pendidikan tertintegrasi,” ungkapnya.
Hasto menyampaikan, kerja sama yang dijalin dengan perguruan tinggi punya dua program utama yaitu soal penanganan sampah dan lingkungan, serta tematik sesuai potensi tiap kampung yang didampingi.
“Mahasiswa bisa mengedukasi soal pengeloaan sampah dan lingkungan, karena kebersihan itu jadi langkah awal untuk mengembangkan potensi tematik kampung. Kemudian meningkatkan kualitas SDM dari segi pengetahuan dan keterampilan, serta produktivitas. Sehingga program kerja sama tidak sekadar bersifat charity tapi produktif,” terangnya.
Pihaknya juga menekankan pentingnya jam belajar di kampung, untuk menciptakan kebiasaan baik anak-anak di lingkungan tempat tinggal. Bisa memanfaatkan balai RT atau RW, bersama mahasiswa pendamping.
“Kita kolaborasikan dengan perguruan tinggi, tidak menutup kemungkinan satu kampung lebih dari satu pendamping. Sehingga upaya peningkatan kualitas SDM, pengentasan pengangguran dan kemiskinan berjalan lebih optimal. Termasuk bagaimana kita mendampingi lansia dalam menghadapi masa tua yang sehat dan produktif,” tandasnya.
Masih sebut Hasto, dari 47 perguruan tinggi yang telah menandatangani MoU pertengahan Mei lalu, hingga hari ini (23/6/2025) sudah 26 perguruan tinggi yang telah melakukan pendampingan di berbagai titik.
Wali Kota Yogya Hasto Wardoyo saat di wawancarai.
Sementara itu Ketua STIA AAN, Happy Susanto, mengatakan wilayah yang akan didampingi adalah Kelurahan Sosromenduran. Langkah awal untuk setahun kedepan adalah menentukan blue print segala potensi yang ada di Kelurahan Sosromenduran.
Dengan begitu, lanjut Hapoy, integrasi data pariwisata antara ekonomi lokal, sampah dan lingkungan dapat menjadi pedoman dalam melakukan pendampingan di Kelurahan Sosromenduran. Sehingga program pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat akan menjadi salah satu programnya.
“Kerja sama ini menjadi bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, sebagai kolaborasi pentahelix yang strategis antara pemerintah, akademisi, kampung, komunitas dan nantinya perusahaan juga ikut untuk menjadi pendamping kampung, mengembangkan potensi untuk membawa kemajuan pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” urainya.
Pihaknya menekankan wilayah Kelurahan Sosromenduran akan menjadi laboratorium bagi mahasiswa STIA AAN, untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki di tengah kehidupan warga masyarakat.
“Harapannya bisa lebih maju, menghadirkan potensi lokal yang dimiliki untuk peningkatan ekonomi masyarakat, lewat pariwisata dan pendidikan tertintegrasi,” ungkapnya.
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi AAN Yogyakarta Happy Susanto saat memberikan keterangan kepada awak media.
Diketahui, Happy Susanto lulus S1 dari Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Islam’45 (Unisma) Bekasi pada 2004. Ia kemudian melanjutkan studi S2 di Program Studi Agama dan Lintas Budaya (Centre for Religious and Cross-Cultural Studies) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2006. Serta menempuh S2 di Manajemen dan Kebijakan Publik UGM Yogyakarta. (Mbah M)
Editor: Mukhlisin Mustofa/Red
Diketahui, Happy Susanto lulus S1 dari Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Islam’45 (Unisma) Bekasi pada 2004. Ia kemudian melanjutkan studi S2 di Program Studi Agama dan Lintas Budaya (Centre for Religious and Cross-Cultural Studies) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2006. Serta menempuh S2 di Manajemen dan Kebijakan Publik UGM Yogyakarta. (Mbah M)
Editor: Mukhlisin Mustofa/Red
Social Header