Breaking News

PINTU Night 2025 Jadi Ruang Jumpa Desainer Yogya dan Delegasi Internasional dari Prancis

Suasana pembukaan PINTU Night 2025 di Institut Francais Indonesia, Jumat malam (25/7/2025).


YOGYAKARTA, jogja.expost.co.id - PINTU Night 2025 menjadi ruang jumpa eksklusif yang mempertemukan para desainer muda dan pelaku industri mode dari Yogyakarta dengan delegasi internasional dari Prancis, Korea Selatan dan Jepang. Acara ini menjadi bukti bahwa mode tak hanya soal tren, tetapi juga tentang diplomasi kreatif dan jalinan kerja sama lintas negara.

Dirancang sebagai bagian dari program inkubasi kreatif yang telah berjalan selama empat tahun. PINTU Night merupakan hasil kolaborasi yang difasilitasi oleh Institut Français Indonesia (IFI) Yogyakarta, serta mendapat sokongan dari berbagai pihak yang konsen terhadap pertumbuhan industri mode lokal di kancah global.

“Ini bukan sekadar acara temu bisnis, tapi ini adalah momentum untuk memperluas jaringan, membuka pintu kolaborasi, dan menciptakan ekosistem mode yang mendunia. Kami mempertemukan para delegasi dari Prancis, Korea Selatan, dan Jepang langsung dengan para pelaku mode di Yogyakarta," kata Inta Fitriya Devi yang juga Asisten Direktur IFI Yogya, Jumat (25/7/2025) malam.

Dijelaskan Devi, Pintu Night 2025 bertujuan agar mereka bisa berkenalan, saling memahami, dan melihat potensi kerja sama yang lebih jauh di masa depan.

Keceriaan para desainer dan profesional mode asal Prancis saat mengikuti pembukaan PINTU Night 2025. 

Ajang Berjejaring dan Penjajakan Kerja Sama

Dalam suasana yang hangat dan bersahabat, para tamu undangan, termasuk desainer muda, pengusaha fashion, serta komunitas kreatif, memiliki kesempatan langsung untuk berdiskusi, bertukar ide, hingga menampilkan portofolio mereka kepada para delegasi asing. Tidak sedikit dari mereka yang mengungkapkan antusiasme atas potensi kerja sama, baik dalam bentuk residensi kreatif, pameran bersama, hingga produksi koleksi kolaboratif.

Lebih dari sekadar acara satu malam, PINTU Night merupakan bagian dari proses panjang yang telah berhasil mencetak sejumlah capaian penting. Salah satunya adalah pertukaran kunjungan antara Indonesia dan Prancis yang sudah berlangsung sejak tahun 2022.

“Kami sudah mengirim desainer dari Indonesia ke Prancis untuk berkunjung dan belajar langsung dari pelaku industri mode di sana. Sebaliknya, delegasi dari Prancis juga sudah beberapa kali datang ke Indonesia, khususnya ke Yogyakarta, untuk melihat langsung potensi para desainer lokal kita,” tambah Devi.

Wakil Direktur IFI, Vincent Degoul dan Pendiri Lakon Indonesia, Thresia Mareta saat memberikan sambutan dalam pembukaan PINTU Night 2025 di IFI Yogya.

Menuju Panggung Global: Paris Fashion Week

Capaian yang membanggakan dari program ini adalah partisipasi desainer muda asal Yogyakarta dalam Paris Fashion Week, salah satu ajang mode paling bergengsi di dunia. Kehadiran mereka tidak hanya membawa nama pribadi, tetapi juga membawa identitas budaya Indonesia—termasuk wastra nusantara dan keunikan pendekatan mode lokal yang semakin mendapat tempat di mata dunia.

Melalui PINTU Night, peluang seperti ini diharapkan terus bertumbuh. Bukan mustahil, dalam waktu dekat akan lahir karya-karya kolaboratif antara desainer Jogja dengan rumah mode di Tokyo, Seoul, maupun Paris, yang tak hanya memperkuat eksistensi Indonesia di industri kreatif global, tetapi juga memperkaya narasi mode dunia dengan sentuhan budaya lokal.

Penampilan mahasiswa D4 Desain Mode Kriya Batik ISI Yogyakarta usai melakukan peragaan busana.

Yogyakarta Sebagai Pusat Mode dan Kolaborasi Internasional

Yogyakarta yang selama ini dikenal sebagai kota budaya dan pendidikan, kini semakin mantap menapaki jalur sebagai pusat kreativitas dan mode yang inklusif dan mendunia. Program seperti PINTU Night menjadi salah satu langkah strategis yang memperkuat positioning ini, terutama bagi generasi muda yang ingin berkembang dalam bidang fashion dengan cakrawala global.

“Harapannya, tahun-tahun ke depan akan semakin banyak desainer muda yang bisa mengikuti jejak ini. Kita ingin menjadikan Yogyakarta sebagai kota mode yang bukan hanya kreatif, tapi juga terbuka terhadap kolaborasi internasional,” papar Devi.

"Dengan semangat keterbukaan dan kolaborasi, PINTU Night 2025 menjadi lebih dari sekadar acara networking—ia adalah simbol dari harapan, kerja keras, dan masa depan industri mode Indonesia yang semakin gemilang," sambung dan pungkas Inta Fitriya Devi.

Penampilan Tiara dengan kostum baju China karya Desainer Deni Rifaldi yang mengusung tema Lembayung Senja.

Hasil Wawancara dengan Charlotte Esnou

Hadir digelaran Pintu Night 2025, Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Prancis, Charlotte Esnou. Usai menyaksikan perfoma peragaan busana dari mahasiswa D4 Desain Mode Kriya Batik ISI Yogyakarta, awak media berkesempatan melakukan wawancara dengan Charlotte Esnou dengan penerjemah Inta Fitriya Devi.

“Selama empat tahun ini, kami mendukung ratusan profesional yang bekerja di bidang mode, baik profesional Prancis maupun Indonesia. Ada profesional Indonesia ke Prancis dalam rangka Paris Fashion Week dan profesional Prancis ke Indonesia," ucap Charlotte Esnou.

Kami juga mengadakan program mentoring, lanjut Esnou, di mana profesional Prancis datang ke Indonesia untuk mengenal keberagaman Indonesia, praktik-praktik yang diadakan di sini, kemudian memberikan saran dan trik bagaimana pasar Indonesia bisa berjalan.

Masih beber Esnou, Kemudian ada program residensi, di mana kami mendatangkan 2 peserta magang dari Prancis untuk belajar mode (lurik dan batik) di Indonesia. Menurutnya, program residensi dapat memperkuat para profesional untuk saling berbagi pengalaman atau sucses story di Pasar Mode masing masing.

“Kami ingin mengintensifkan, memperbanyak pekerjaan di bidang residensi, karena untuk sekarang ini baru 20 profesional Prancis yang datang ke Indonesia. Dan hanya program 10 hari. Ini kurang lama. Meski begitu, kami optimis bahwa ada sesuatu yang mereka dapatkan di lapangan," terang Esnou.

Pihaknya juga berharap, usai para delegasi berkunjung ke lapangan, mereka dapat berkreasi untuk menciptakan karya mode terbaru dan sebaliknya saat profesional Indonesia ke Prancis.

Selain berkunjung ke lapangan, lanjut Esnou, para profesional juga melakukan diskusi intensif. Seperti acara seminar sehari. Serta membincang apa saja tentang tantangan-tantangan di bidang mode.

Charlotte Esnou dan Inta Fitriya Devi saat wawancara.

Sementara itu, Direktur IFI Yogyakarta, François Dabin, menuturkan kunjungan ke Yogyakarta merupakan momen emas untuk mempertemukan dua dunia—mode dan budaya Jawa—yang bisa membuka inspirasi baru bagi para desainer Prancis.

“Kami berharap pertemuan ini menjadi titik awal lahirnya kolaborasi kreatif antara pelaku fashion Indonesia dan Prancis di masa depan,” ucap Francois.

Ruang foto peserta PINTU Night 2025.

Rangkaian Tur 20 Desainer dan Profesional Mode Prancis

Perlu diketahui, sebanyak 20 desainer dan profesional mode dari Prancis akan menjelajahi kekayaan wastra dan seni kriya lokal, dalam rangkaian program inkubasi Prancis-Indonesia bertajuk PINTU (Indonesian-French Fashion Incubator).

Edisi ke-4 PINTU tahun ini berlangsung dari 21 hingga 31 Juli 2025. Mencakup Jakarta, Solo, dan Yogyakarta.

Para delegasi akan menjalani serangkaian kegiatan seru, mulai dari pertemuan profesional, kunjungan ke rumah-rumah produksi, hingga tur budaya yang memperkenalkan keunikan Jawa.

Destinasi mereka bukan main-main: mulai dari Batik Apip, HS Silver, Tenun Lurik “Kurnia”, Lawe Indonesia, Batik Winotosastoro, hingga Omah Budoyo dan Museum Sonobudoyo masuk dalam daftar eksplorasi. Di setiap titik, para tamu diajak menyelami langsung filosofi dan proses kreatif yang melahirkan karya-karya autentik khas Nusantara.

Sebagai informasi, Program ini merupakan kerja sama berbagai pihak, seperti Institut Français Indonesia, Jakarta Fashion Festival (JF3), Lakon Indonesia, Institut Français Paris, Sekolah Duperré, dan WSN-Première Classe, serta didukung oleh Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian terkait di Indonesia. (Mbah M)


Editor: Mukhlisin Mustofa/Red
© Copyright 2022 - jogja.expost.co.id