KOTA YOGYA, jogja.expost.co.id — Cahaya bulan purnama menyinari Grha Budaya Embung Giwangan, Rabu (30/7/2025), ketika Sastra Bulan Purnama hadir menutup hari pertama Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2025. Digelar pukul 19.30 WIB, pertunjukan ini menghadirkan penyair, esais, sekaligus kurator sastra Umi Kulsum sebagai penampil utama.
Lebih dari sekadar pembacaan puisi, penampilan Umi Kulsum menghadirkan suasana yang menyerupai ritual kolektif. Ia mengajak penonton untuk menyusuri memori-memori kecil yang kerap luput dari sejarah besar—kisah tentang perempuan, rumah, dan daya bertahan. Puisi hadir dalam bentuk yang lembut dan akrab, menjangkau tiap penonton secara personal.
Dalam sesi reflektif menjelang akhir acara, Umi mengenang hubungan panjangnya dengan Sastra Bulan Purnama—sebuah tradisi pembacaan puisi bulanan yang telah berlangsung sejak 2011.
“Ini bukan hanya panggung, tapi rumah yang hangat dan jujur,” tuturnya.
Ia juga menyebut peristiwa peringatan Hari Chairil Anwar tahun 2013 sebagai salah satu momen penting yang mengukuhkan sastra sebagai ruang pemersatu dan penghalus kehidupan.
Penonton yang hadir malam itu berasal dari berbagai latar belakang—mahasiswa, seniman, penulis, hingga masyarakat umum. Bagi banyak dari mereka, puisi tak hanya dibaca, tetapi dialami sebagai ruang emosional yang menghadirkan keheningan dan pemulihan. Sejumlah pengunjung bahkan menyebut sesi ini sebagai salah satu yang paling menyentuh dalam sejarah panjang Sastra Bulan Purnama.
Festival Sastra Yogyakarta 2025 masih akan berlangsung hingga 4 Agustus, dengan rangkaian acara berupa diskusi, pertunjukan, dan temu komunitas sastra dari berbagai penjuru. Informasi selengkapnya dapat diakses melalui kanal media sosial @festivalsastrayk @dinaskebudayaankotajogja. (Hpk)
Editor: Mukhlisin Mustofa/Red
Social Header