Hendra foto bersama usai dinobatkan sebagai Runner Up II Duta Kesehatan DIY 2025.
YOGYAKARTA, jogja.expost.co.id — Komitmen Hendra yang juga pengelola Yayasan Vesta Indonesia untuk mengikis stigma negatif bagi penyintas HIV/AIDS di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus digaungkan seantero bumi mataram. Bahkan berkat kegigihannya memberikan advokasi kepada penyintas HIV/AIDS, Hendra dinobatkan sebagai Runner Up II Duta Kesehatan DIY 2025.
Untuk mengeliminasi stigma buruk bagi penyitas HIV/AIDS di DIY dibutuhkan kesadaran bersama bahwa penyintas HIV/AIDS juga bagian dari masyarakat Yogyakarta yang memiliki hak hidup.
"Gerakan kemanusiaan bukan hanya tugas lembaga besar atau pemerintah, tetapi juga ruang kontribusi yang luas bagi remaja Indonesia," kata Hendra dalam rilis yang diterima Redaksi, Senin (24/11/2025) sore.
Melalui perjalanan advokasinya dari tahun 2023 hingga 2025, Hendra telah hadir di garis depan terkait isu HIV/AIDS serta perlindungan terhadap penyintas HIV/AIDS dari kekerasan verbal di masyarakat dan kebijakan pemerintah.
Dari Podcast dan di forum-forum terbatas, Hendra yang juga mahasiswa Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY ini juga getol mengedukasi berkait kesehatan reproduksi. Ia mengajak anak muda untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi menjadi bagian dari solusi.
Hendra saat mengikuti seleksi calon Duta Kesehatan DIY 2025.
Kontribusi Nyata dalam Isu HIV, 116 Kasus Baru Ditemukan
Hendra mulai bergabung dalam isu HIV pada Mei 2023. Keputusan itu lahir dari rasa prihatin melihat stigma dan diskriminasi terhadap remaja yang hidup dengan HIV semakin mengakar.
Selama periode 2023–2024, ia bekerja sebagai petugas lapangan dan berhasil menemukan 116 kasus baru HIV, sekaligus menghubungkan mereka ke layanan kesehatan yang aman, ramah dan tidak menghakimi.
Ia mengungkapkan keprihatinannya bahwa banyak remaja takut tes, takut bicara, takut mencari bantuan. Bukan karena mereka tidak peduli, tetapi karena stigma membuat mereka merasa sendirian.
"Di sinilah kita harus hadi,” tegas Hendra.
Kontribusi Nyata dalam Isu HIV, 116 Kasus Baru Ditemukan
Hendra mulai bergabung dalam isu HIV pada Mei 2023. Keputusan itu lahir dari rasa prihatin melihat stigma dan diskriminasi terhadap remaja yang hidup dengan HIV semakin mengakar.
Selama periode 2023–2024, ia bekerja sebagai petugas lapangan dan berhasil menemukan 116 kasus baru HIV, sekaligus menghubungkan mereka ke layanan kesehatan yang aman, ramah dan tidak menghakimi.
Ia mengungkapkan keprihatinannya bahwa banyak remaja takut tes, takut bicara, takut mencari bantuan. Bukan karena mereka tidak peduli, tetapi karena stigma membuat mereka merasa sendirian.
"Di sinilah kita harus hadi,” tegas Hendra.
Menjadi pembicara temtang bahaya Bullying dan Napza di kegiatan sosialisasi MPLS.
Peran Baru sebagai Paralegal Officer: Temukan 68 Kasus Kekerasan
Sejak Januari 2025, Hendra dipercaya untuk posisi Paralegal Officer Yayasan Vesta Indonesia. Dalam peran ini, ia menangani berbagai kasus kekerasan, memberikan edukasi kepada masyarakat umum, serta membuka ruang diskusi agar tabu mengenai kekerasan dan kesehatan reproduksi dapat dipatahkan.
Selama menjalankan tugas ini, ia telah menangani 68 kasus kekerasan di komunitas, dan berhasil menghubungkan para penyintas ke layanan medis, layanan bantuan hukum, dan dukungan psikologi, serta memastikan pemulihan penyintas selalu menjadi prioritas.
Peran Baru sebagai Paralegal Officer: Temukan 68 Kasus Kekerasan
Sejak Januari 2025, Hendra dipercaya untuk posisi Paralegal Officer Yayasan Vesta Indonesia. Dalam peran ini, ia menangani berbagai kasus kekerasan, memberikan edukasi kepada masyarakat umum, serta membuka ruang diskusi agar tabu mengenai kekerasan dan kesehatan reproduksi dapat dipatahkan.
Selama menjalankan tugas ini, ia telah menangani 68 kasus kekerasan di komunitas, dan berhasil menghubungkan para penyintas ke layanan medis, layanan bantuan hukum, dan dukungan psikologi, serta memastikan pemulihan penyintas selalu menjadi prioritas.
Finalis Duta Kesehatan DIY 2025: Advokasi HIV pada Remaja
Dedikasi Hendra mendapat pengakuan publik ketika ia terpilih menjadi Finalis Duta Kesehatan DIY 2025. Mengangkat advokasi HIV/AIDS pada remaja, ia menyoroti minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan masih tingginya ketakutan untuk mengakses layanan. Melalui kerja kerasnya, Hendra berhasil meraih prestasi sebagai Runner Up II Duta Kesehatan DIY 2025.
Dituturkan Hendra, remaja masih menjadi kelompok yang rentan terinfeksi karena kurangnya edukasi yang tepat.
“Banyak yang punya risiko, tapi tidak punya informasi. Banyak yang ingin bertanya, tapi malu. Edukasi, keberanian dan lingkungan yang aman sangat penting,” ungkapnya.
Bersama komunitas anak muda.
Mengajak Anak Muda untuk Bergerak: Gerakan Kemanusiaan Dimulai dari Empati
Di tengah berbagai capaian dan tantangannya, Hendra mengirim pesan kuat kepada generasi muda Indonesia.
“Anak muda punya peran besar. Jangan tunggu jadi ahli atau aktivis penuh waktu. Mulai dari hal paling sederhana: peduli pada teman, berani mendengar cerita, berani membela yang benar. Gerakan kemanusiaan itu lahir dari empati,” terangnya.
Hendra menegaskan bahwa isu HIV, kekerasan dan kesehatan reproduksi tidak akan selesai tanpa keterlibatan anak muda sebagai generasi yang paling dekat dengan dinamika perubahan sosial.
Ia juga berharap semakin banyak remaja yang mau membuka percakapan, mengikuti edukasi, dan menjadi agen perubahan di lingkungannya.
Mengajak Anak Muda untuk Bergerak: Gerakan Kemanusiaan Dimulai dari Empati
Di tengah berbagai capaian dan tantangannya, Hendra mengirim pesan kuat kepada generasi muda Indonesia.
“Anak muda punya peran besar. Jangan tunggu jadi ahli atau aktivis penuh waktu. Mulai dari hal paling sederhana: peduli pada teman, berani mendengar cerita, berani membela yang benar. Gerakan kemanusiaan itu lahir dari empati,” terangnya.
Hendra menegaskan bahwa isu HIV, kekerasan dan kesehatan reproduksi tidak akan selesai tanpa keterlibatan anak muda sebagai generasi yang paling dekat dengan dinamika perubahan sosial.
Ia juga berharap semakin banyak remaja yang mau membuka percakapan, mengikuti edukasi, dan menjadi agen perubahan di lingkungannya.
Mengikuti workshop.
Dari Lapangan ke Ruang Advokasi: Perjalanan yang Menginspirasi
Kisah Hendra adalah bukti bahwa perubahan dapat dimulai dari langkah kecil: keberanian untuk peduli. Dari menemukan kasus HIV baru, mendampingi penyintas kekerasan, hingga mengedukasi masyarakat luas, ia menunjukkan bahwa anak muda mampu memimpin gerakan besar dalam isu kesehatan dan kemanusiaan.
Semangat dan dedikasi Hendra diharapkan menjadi inspirasi bagi remaja lain untuk tidak takut bersuara, tidak takut belajar, dan tidak takut mengambil peran dalam isu sosial di sekitarnya. (Mbah M)
Editor : Mukhlisin Mustofa/Red
Dari Lapangan ke Ruang Advokasi: Perjalanan yang Menginspirasi
Kisah Hendra adalah bukti bahwa perubahan dapat dimulai dari langkah kecil: keberanian untuk peduli. Dari menemukan kasus HIV baru, mendampingi penyintas kekerasan, hingga mengedukasi masyarakat luas, ia menunjukkan bahwa anak muda mampu memimpin gerakan besar dalam isu kesehatan dan kemanusiaan.
Semangat dan dedikasi Hendra diharapkan menjadi inspirasi bagi remaja lain untuk tidak takut bersuara, tidak takut belajar, dan tidak takut mengambil peran dalam isu sosial di sekitarnya. (Mbah M)
Editor : Mukhlisin Mustofa/Red


Social Header