Breaking News

Rantonika, Inspirasi Generasi Muda untuk Berkarya dan Berwirausaha

Rantonika dan para model foto bersama di sela kegiatan Jogja Fashion Parade.


KULON PROGO, jogja.expost.co.id — Dari ruang kecil di rumahnya di Pengasih, Kulon Progo, seorang perempuan bernama Rantonika menenun kisah inspirasi tentang kerja keras, ketekunan, dan cinta pada dunia kreatif. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan pensil gambar, kain, dan benang. Menggambar, mendesain, hingga belajar menjahit menjadi bagian dari kesehariannya.

Minat itu tak padam seiring waktu. Setelah menempuh pendidikan di SMKI Yogyakarta, ia melanjutkan ke LPK PAPMI DIY, tempat ia memperdalam teknik menjahit dan desain busana. Dari sinilah fondasi kreativitasnya terbentuk — menjadi bekal untuk menapaki perjalanan panjang di dunia fashion dan wirausaha.

Penampilan model dengan Batik Kertabumi karya Rantonika.

Batik Kertabumi: Babak Baru dari Tangan Rantonika

Tahun 2024 menjadi tonggak penting dalam perjalanan kariernya. Rantonika resmi menjadi pemilik Batik Kertabumi, sebuah label yang telah lama dikenal di Kulon Progo. Di tangannya, Batik Kertabumi hadir dengan wajah baru — lebih segar, lebih modern, namun tetap berakar pada budaya lokal.

"Batik Kertabumi kini bukan hanya soal pakaian, tetapi tentang cerita, identitas, dan peluang bagi perajin lokal,” ujar Rantonika.Selasa:04/11/2025 Saat ditemui di Kawasan Driyan Wates Kulon Progo Yogyakarta.

Ia mengusung konsep manajemen kolaboratif yang melibatkan banyak perajin dan penjahit lokal. Setiap koleksi batiknya memadukan motif tradisional dengan sentuhan modern, membuat batik tak lagi terjebak pada seremoni, melainkan bisa hadir di ruang-ruang gaya hidup sehari-hari.

Penampilan model dengan Batik Kertabumi karya Rantonika.

Langkah Awal: Dari Salon dan Kedai ke Dunia Fashion

Sebelum fokus pada batik, Rantonika lebih dulu meniti usaha di bidang kecantikan dan kuliner. Ia membuka Be You Beauty Salon, yang berlokasi di Dusun Driyan, Kalurahan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. Di tempat itu, ia belajar banyak tentang pelayanan, manajemen tim, dan membangun kepercayaan pelanggan.

Tak berhenti di situ, ia juga mengelola Kedai Mbak Adek di Jl. Sugiyo Pranoto, Wates, sebuah tempat sederhana yang menyajikan menu rumahan sekaligus menjadi ruang berkumpul para sahabat dan pelanggan setia.

"Dari salon dan kedai, saya belajar bahwa bisnis bukan sekadar untung, tapi tentang konsistensi dan hubungan manusia,” paparnya.

Kedua usaha itu menjadi “sekolah kehidupan” yang menempanya menjadi pebisnis tangguh sebelum akhirnya mengembangkan Batik Kertabumi.

Pengunjung Kedai Mbak Adek di Jl. Sugiyo Pranoto, Wates, Kulon Progo.

Seni, Hobi dan Pendidikan yang Berpadu

Inspirasi Rantonika tak lepas dari latar belakang pendidikannya di dunia seni. Hobi menggambar sejak kecil kini ia tuangkan dalam motif batik. Ia banyak mengambil inspirasi dari alam Kulon Progo—dari lengkung daun kelapa, riak sungai Serang, hingga panorama perbukitan Menoreh. Semua ia sulap menjadi motif batik yang modern, lembut, dan sarat makna budaya.

Manajemen Baru yang Kolaboratif dan Berkelanjutan

Di bawah kendalinya, Batik Kertabumi tidak hanya menjadi label fashion, tetapi juga rumah kreatif bagi para perajin. Ia mendorong kolaborasi lintas generasi: antara desainer muda, pembatik senior, dan pelaku UMKM lokal.

"Setiap helai batik yang lahir dari Kertabumi adalah hasil kerja keras, kreativitas, dan kolaborasi,” katanya.

Pendekatan ini menjadikan Batik Kertabumi tetap relevan secara estetika, sosial, dan ekonomi—sebuah model bisnis yang berkelanjutan dan berbasis pemberdayaan masyarakat.

Be You Beauty Salon yang digeluti Rantonika berlokasi di Dusun Driyan, Kalurahan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo.

Inspirasi untuk Generasi Muda

Perjalanan Rantonika membuktikan bahwa kesuksesan tidak datang secara instan. Ia menempuhnya langkah demi langkah, dari salon kecil di kampung, dari kedai sederhana di tengah kota, hingga kini memimpin sebuah brand fashion yang mengharumkan nama daerahnya.

"Yang penting tetap punya akar,” ucapnya pelan. “Karena dari sanalah kita tumbuh.”

Kisah Rantonika menjadi cermin bagi generasi muda: bahwa kreativitas dan kerja keras bisa menjadi jalan menuju kemandirian. Dari Driyan hingga dunia fashion, ia menunjukkan bahwa perempuan Kulon Progo juga mampu berdiri tegak sebagai pelaku usaha kreatif yang berdaya dan menginspirasi. (Tyo)


Editor : Mukhlisin Mustofa/Red
© Copyright 2022 - jogja.expost.co.id