SLEMAN, jogja.expost.co.id - Pemerintah Kalurahan Condongcatur menggelar Gladen Jemparingan dalam rangka memperingati Hari Jadi Condongcatur yang ke-79. Kegiatan ini berlangsung di Sasana Jemparingan Condongcatur di Halaman Balai Kalurahan Condongcatur Depok Sleman, Minggu 30 November 2025
Gladen Jemparingin ini merupakan pembuka rangkaian acara Hari Jadi Ke-79 Kalurahan Condongcatur yang rutin digelar setiap tahun. Gladen Jemparingin diikuti oleh 100 peserta dari komunitas/paguyuban Jemparingan yang ada di Sleman, Bantul, Kulon Progo, Kota Yogyakarta dan Klaten.
Dalam sambutan pembukaan, Lurah Condongcatur, Reno Candra Sangaji, menyatakan rasa syukur dan terima kasih atas terselenggaranya acara ini.
“Saya mengapresiasi seluruh panitia dan peserta yang telah berperan aktif dalam menyukseskan acara ini. Gladen Jemparingan yang menampilkan seni jemparingan tradisional memang merupakan bentuk nyata pelestarian budaya Jawa yang sangat berharga. Semoga acara ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus melestarikan dan mengembangkan budaya tradisional kita serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga warisan budaya yang ada,” katanya.
Suasana peserta lomba Jemparingan kategori penitis putra sebelum melepas anak panah ke bandul target.
Sementara itu Ketua Panitia Gladen Alit Jemparingan Condongcatur, Sugito yang juga Ketua JCC (Jemparingan Condongcatur) menjelaskan peserta terbagi dalam kategori putera dan puteri. Ada 73 peserta putera dan 27 peserta puteri, dengan target sasaran berjarak 30 meter.
Dijelaskan Sugito bahwa Jemparingan mempunyai makna dalam Bahasa Jawa, Pamenthanging Gendewa Pamanthenging Cipta, yang artinya memanah tidak hanya olahraga, tapi juga seni mengolah rasa.
“Cara memanah dalam Jemparingan dengan menarik tali atau kendeng dengan tiga ruas jari hingga sampai ke mulut kemudian dibidikkan ke target wong-wongan atau bandul. Perlu banyak ketenangan dan konsentrasi yang tinggi,” ungkapnya.
Jemparingan Condongcatur (JCC) berdiri sejak 26 November 2017. Pemerintah Kalurahan Condongcatur mendukung penuh dan mengalokasikan anggaran agar Jemparingan Condongcatur tetap eksis.
“Saat ini jumlah anggota JCC ada sekitar 15 orang lebih yang aktif, mereka melakukan latihan rutin tiap Senin malam jam 20.00 WIB di halaman Kalurahan Condongcatur. Harapan kami olahraga Jemparingan semakin diminati masyarakat sebagai wahana olahraga dan ajang silaturahmi warga masyarakat,” pungkas Sugito.
Sementara itu Ketua Panitia Gladen Alit Jemparingan Condongcatur, Sugito yang juga Ketua JCC (Jemparingan Condongcatur) menjelaskan peserta terbagi dalam kategori putera dan puteri. Ada 73 peserta putera dan 27 peserta puteri, dengan target sasaran berjarak 30 meter.
Dijelaskan Sugito bahwa Jemparingan mempunyai makna dalam Bahasa Jawa, Pamenthanging Gendewa Pamanthenging Cipta, yang artinya memanah tidak hanya olahraga, tapi juga seni mengolah rasa.
“Cara memanah dalam Jemparingan dengan menarik tali atau kendeng dengan tiga ruas jari hingga sampai ke mulut kemudian dibidikkan ke target wong-wongan atau bandul. Perlu banyak ketenangan dan konsentrasi yang tinggi,” ungkapnya.
Jemparingan Condongcatur (JCC) berdiri sejak 26 November 2017. Pemerintah Kalurahan Condongcatur mendukung penuh dan mengalokasikan anggaran agar Jemparingan Condongcatur tetap eksis.
“Saat ini jumlah anggota JCC ada sekitar 15 orang lebih yang aktif, mereka melakukan latihan rutin tiap Senin malam jam 20.00 WIB di halaman Kalurahan Condongcatur. Harapan kami olahraga Jemparingan semakin diminati masyarakat sebagai wahana olahraga dan ajang silaturahmi warga masyarakat,” pungkas Sugito.
Peserta Jemparingan terbaik 1-4 kategori penitis putra.
Selama acara, peserta menyelesaikan 20 rambahan hingga pukul 14.00 siang dalam Gladen Alit ini memunculkan juara 1, 2, 3 dan 4 dari kategori putra dan putri berdasarkan perolehan poin tertinggi.
Banyak hadiah yang dibagikan kepada peserta yang berhasil menancapkan anak panahnya ke sasaran (bandul) hadiah di antaranya berupa sembako (mie instan, kopi, susu, sabun cuci) dll serta uang tunai untuk perkenaan sandang dan molo.
Hadiah diserahkan oleh Kamituwa Condongcatur dan Ketua Panitia Hari Jadi. Untuk kategori titis Putera, juara pertama diraih Agus Widada dari Danurwindo dengan poin 15, Kedua, Kuswantoro dari Kridhosenopati dengan poin 13, ketiga, Heri Satmoko dari Kanjeng Ngeksigondo dengan poin 13 dan keempat diraih Ozen Kober dari Archery Banyumas dengan poin 12.
Selama acara, peserta menyelesaikan 20 rambahan hingga pukul 14.00 siang dalam Gladen Alit ini memunculkan juara 1, 2, 3 dan 4 dari kategori putra dan putri berdasarkan perolehan poin tertinggi.
Banyak hadiah yang dibagikan kepada peserta yang berhasil menancapkan anak panahnya ke sasaran (bandul) hadiah di antaranya berupa sembako (mie instan, kopi, susu, sabun cuci) dll serta uang tunai untuk perkenaan sandang dan molo.
Hadiah diserahkan oleh Kamituwa Condongcatur dan Ketua Panitia Hari Jadi. Untuk kategori titis Putera, juara pertama diraih Agus Widada dari Danurwindo dengan poin 15, Kedua, Kuswantoro dari Kridhosenopati dengan poin 13, ketiga, Heri Satmoko dari Kanjeng Ngeksigondo dengan poin 13 dan keempat diraih Ozen Kober dari Archery Banyumas dengan poin 12.
Peserta terbaik 1-4 kategori penitis putri.
Sementara kategori titis Puteri, juara pertama diraih Sri Kurniasih dari JCC dengan pin 10; Kedua, Sri Handayani dari PJKM Klaten dengan 8; Ketiga, Fauziati dari Melati Langit dengan poin 6; dan Keempat diraih Kasandra Kridhobusoro dari Klaten dengan poin 5. (Wasana)
Editor: Mukhlisin Mustofa/Red
Sementara kategori titis Puteri, juara pertama diraih Sri Kurniasih dari JCC dengan pin 10; Kedua, Sri Handayani dari PJKM Klaten dengan 8; Ketiga, Fauziati dari Melati Langit dengan poin 6; dan Keempat diraih Kasandra Kridhobusoro dari Klaten dengan poin 5. (Wasana)
Editor: Mukhlisin Mustofa/Red


Social Header